UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS ...

53 downloads 2037 Views 420KB Size Report
pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar IPS pada siswa kelas III SDN Cawang 07 Pagi ...
UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN CAWANG 07 PAGI JAKARTA TIMUR LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( CLASSROOM ACTION RESEARCH )

Disusun oleh : BUDIYANTI ELIZABETH, S. Pd NIP : 195907041984042002 DINAS PENDIDIKAN DASAR PROVINSI DKI JAKARTA 2011

ABSTRAKSI • BUDIYANTI. ELIZABETH, S.Pd., NIP : 195907041984042002, “Upaya

Meningkatkan Minat Dan Prestasi Belajar IPS Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas III SDN Cawang 07 Pagi Jakarta Timur“. Penelitian Tindakan Kelas Jakarta : Desember 2011.



Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar IPS pada siswa kelas III SDN Cawang 07 Pagi Jakarta Timur. • Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian adalah siswa kelas III SDN Cawang 07 Pagi Kecamatan Makasar Jakarta Timur Tahun ajaran 2010 / 2011 yang terdiri dari 30 siswa. Jenis penelitian ini termasuk penelitian pendekatan kualitatif untuk mendapatkan data dan analisisnya melalui tindakan kelas, baik data kualitatif (minat/suasana kelas) dan kuantitatif (nilai) dimanfaatkan untuk menggambarkan perubahan yang terjadi yaitu perubahan pada kinerja guru, hasil prestasi siswa perubahan kinerja siswa dan perubahan suasana kelas. • Dari hasil penelitian sebelum tindakan (pra siklus) kegiatan pembelajaran IPS dicoba dengan teknik ceramah kemudian diamati dan diberi ulangan untuk diambil hasilnya. Kemudian di refleksi pada siklus pertama dicoba dengan pendekatan realistik yang menggunakan metode demonstrasi, sebagian siswa belum memahami proses belajar dengan metode demonstrasi sehingga dilakukan tindakan dengan memberi penjelasan kepada siswa tentang prinsip-prinsip pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi.

• Dalam siklus kedua siswa dan guru (kolaborator) sudah mulai memahami, mengimplementasikan materi pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi sehinga mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan pada peningkatan aktivitas hasil rata-rata minat siswa dari 23,33 % sebelum ada tindakan (pra siklus) menjadi 50 % pada siklus pertama dan menjadi 83,33 % pada siklus kedua. • Sementara itu hasil ketuntasan belajar siswa sebelum ada tindakan (pra siklus) yaitu rata-rata hasil belajar siswa sebesar 26,67% (sebelum menggunakan metode demonstrasi), pada siklus pertama rata-rata hasil belajar siswa menjadi 50% dan pada siklus kedua hasil belajar siswa menjadi rata-rata 83,33%, (sesudah menggunakan metode demonstrasi). • Dari hasil penelitian tindakan kelas, pra siklus, siklus pertama, dan kedua dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi pada pembelajaran IPS, selain untuk memudahkan siswa dalam memahami suatu materi serta dapat melatih siswa untuk memiliki tanggungjawab, solidaritas, kepercayaan diri dalam mengemukakan pendapat, ide dan wawasan dalam kelompok. Hal tersebut dapat merangsang minat belajar siswa sehingga kemampuan siswa untuk memahami suatu materi lebih mudah dan terarah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar para siswa atau sering disebut peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki tugas dan tanggung jawab penuh dalam menjalankan amanat pendidikan. Sekolah merupakan suatu institusi yang dirancang untuk membawa siswa pada proses belajar, di bawah pengawasan guru atau tenaga pendidik profesional. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman mengajar guru berbagai permasalahan yang dapat berpengaruh terhadap minat belajar peserta didik, khususnya pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) antara lain strategi pembelajaran yang digunakan kurang sesuai. Hal ini mengakibatkan peserta didik merasa jenuh atau bosan dalam mengikuti pembelajaran sehingga dapat menyebabkan menurunnya minat belajar. Materi yang dirasa terlalu banyak juga dapat menyebabkan siswa malas untuk mempelajari materi tersebut. Metode yang kurang tepat dan bersifat monoton juga dapat mempengaruhi minat belajar peserta didik. Terkait dengan kondisi tersebut, untuk menciptakan suasana belajar yang disukai oleh peserta didik, guru perlu melakukan suatu inovasi-inovasi agar peserta didik dapat lebih antusias dan memiliki minat yang tinggi dalam mengikuti proses pembelajaran serta dapat lebih memahami materi ajar yang disampaikan sehingga kompetesi dapat tercapai. Berdasarkan pada masalah di atas maka perlu kiranya diadakan suatu tindakan melalui penelitian pendidikan. Dalam hal ini, penulis mengangkat satu topik yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi saat ini, yaitu : “Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar IPS Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas III SDN Cawang 07 Pagi Jakarta Timur“.

B. Identifikasi Masalah Dengan adanya latar belakang di atas diidentifikasikan berbagai permasalahan-permasalahan sebagai berikut : 1. Model pembelajaran yang kurang tepat. 2. Kurangnya antusias siswa dalam proses pembelajaran IPS. 3. Penerapan strategi pembelajaran yang kurang tepat. 4. Materi yang cukup banyak. 5. Penggunaan metode yang kurang tepat dan bersifat monoton dalam pembelajaran. 6. Guru dalam menggunakan media masih kurang maksimal dan media yang digunakan kurang menarik. C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya permasalahan yang diidentifikasi, penelitian ini dibatasi pada penerapan Metode Demonstrasi Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar IPS Pada Siswa SDN Cawang 07 Pagi Jakarta Timur.

D. Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat penulis kemukakan rumusan masalahnya adalah sebagai berikut : – Bagaimanakah peningkatan minat belajar IPS dengan menggunakan metode demonstrasi pada siswa kelas III SDN Cawang 07 Pagi Jakarta Timur ? – Bagaimanakah pengaruh metode demonstrasi terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas III SDN Cawang 07 Pagi Jakarta Timur ?

E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan dalam penelitian adalah untuk : • Mengetahui peningkatan minat belajar IPS setelah menggunakan metode demonstrasi pada siswa kelas III SDN Cawang 07 Pagi Jakarta Timur. • Menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran IPS dalam meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas III SDN Cawang 07 Pagi Jakarta Timur.

F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya, sebagai bahan acuan dan sumber rujukan pihak-pihak terkait (Dinas Pendidikan, sekolah, dan institusi pendidikan lainnya) dan bermanfaat dalam peningkatan minat belajar siswa khususnya dalam pembelajaran IPS.

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Menurut Sapriya (2009:43) khusus IPS Sekolah Dasar (SD), materi pelajaran dibagi menjadi dua bagian, yaitu materi sejarah dan materi pengetahuan sosial. Materi pengetahuan sosial meliputi lingkungan sosial, geografi, ekonomi, dan politik atau pemerintahan sedangkan cakupan materi sejarah meliputi sejarah lokal dan sejarah nasional. Tujuannya adalah untuk mengembangkan pengetahuan siswa dan keterampilan dasar yang akan digunakan dalam kehidupannya serta meningkatkan rasa nasionalisme dari peristiwa masa lalu hingga masa sekarang agar para siswa memiliki rasa kebanggaan dan cinta tanah air. Menurut Nu’man Soemantri (Sapriya, 2009:11) Pendidikan IPS (PIPS) adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagosis/psikologis untuk tujuan pendidikan. Gagasan tentang PIPS ini membawa implikasi bahwa PIPS memiliki kekhasan dibandingkan mata pelajaran lain sebagai pendidikan disiplin ilmu, yakni kajian yang bersifat terpadu (integrated), interdisipliner, multidimensional bahkan cross-disipliner.

Dalam pembelajaran IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral, dan ketrampilannya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya. Dengan demikian Pendidikan IPS harus diformulasikan pada aspek kependidikannya. Berdasarkan beberapa pengertian di atas pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi dan Ekonomi yang bertujuan mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap seseorang yang sesuai dengan realitas kehidupan lingkungannya serta membentuk manusia yang memiliki rasa nasionalisme.

2. Belajar Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Manusia banyak belajar sejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat erat kaitannya. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku tetap berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu. Sedangkan pengalaman merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan sebagai sumber belajarnya. Slameto (2010:2) menyatakan bahwa belajar adalah : ” Suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. ”

3. Minat Menurut Slameto (2010:180) minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya. Minat menurut Djaali (2009:122) memiliki unsur-unsur yaitu afeksi, kesadaran sampai pilihan nilai, pengerahan perasaan, seleksi, dan kecenderungan hati.

4. Metode Demonstrasi a) Pengertian Metode Demonstrasi Beberapa pengertian metode menurut para ahli, salah satunya adalah menurut Muhibbin Syah dalam bukunya ” Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru ”, adalah bahwa : ” Metode secara harfiah berarti ’cara’. Dalam pemakian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu kegiatan atau cara-cara melakukan kegiatan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis “ [1]

Dari uraian dan definisi di atas, dapat dipahami bahwa metode demonstrasi adalah dimana seorang guru memperagakan langsung suatu hal yang kemudian diikuti oleh murid sehingga ilmu atau keterampilan yang didemonstrasikan lebih bermakna dalam ingatan masing-masing murid. [1] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), h. 201

b) Langkah-langkah Dalam Mengaplikasikan Metode Demonstrasi Untuk melaksanakan metode demonstrasi yang baik atau efektif, ada beberapa langkah yang harus dipahami dan digunakan oleh guru, yang terdiri dari : perencanaan, uji coba dan pelaksanaan oleh guru lalu diikuti oleh murid dan diakhiri dengan adanya evaluasi.[2] Adapun langkah tersebut adalah sebagai berikut : 1) Merumuskan dengan jelas kecakapan dan atau keterampilan apa yang diharapkan dicapai oleh siswa sesudah demonstrasi itu dilakukan. 2) Mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh, apakah metode itu wajar dipergunakan, dan apakah ia merupakan metode yang paling efektif untuk mencapai tujuan yang dirumuskan. 3) Alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa didapat dengan mudah, dan sudah dicoba terlebih dahulu supaya waktu diadakan demonstrasi tidak gagal. 4) Jumlah siswa memungkinkan untuk diadakan demonstrasi dengan jelas. 5) Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah yang akan dilaksanakan, sebaiknya sebelum demonstrasi dilakukan, sudah dicoba terlebih dahulu supaya tidak gagal pada waktunya.

[2] J.J Hasibuan dan Mujiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Rosdakarya), 1993, h. 31

6) Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan, apakah tersedia waktu untuk memberi kesempatan kepada siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan komentar selama dan sesudah demonstrasi. 7) Selama demonstrasi berlangsung, hal-hal yang harus diperhatikan : - Keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa. - Alat-alat telah ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga setiap siswa dapat melihat dengan jelas. - Telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan seperlunya.

8) Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa. Sering perlu diadakan diskusi sesudah demonstrasi berlangsung atau siswa mencoba melakukan demonstrasi.

c) Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi Dalam Proses Belajar Mengajar Penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar-mengajar memiliki arti penting. Banyak keuntungan psikologis-pedagogis yang dapat diraih dengan menggunakan metode demonstrasi, antara lain : 1) 2) 3)

Perhatian siswa lebih dipusatkan. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.[3]

Kekurangan metode demonstrasi : 1) Dalam pelaksanaannya, metode demonstrasi memerlukan waktu dan persiapan yang matang, sehingga memerlukan waktu yang bayak. 2) Demonstrasi dalam pelaksanaannya banyak menyita biaya dan tenaga (jika memakai alat yang mahal). 3) Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas. 4) Metode demonstrasi menjadi tidak efektif jika siswa tidak turut aktif dan suasana gaduh. [3] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), 1995, h. 209

B. Kerangka Berpikir Upaya dalam meningkatkan minat belajar IPS dengan menggunakan metode demonstrasi kerangka pemecahan masalah dan gambaran pola pemecahannya adalah melalui tahapan sebagai berikut : Keadaan sekarang

Perlakuan

Hasilan

• Pembelajaran monoton. • Belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat. • Metode ceramah. • Rendahnya kualitas pembelajaran • Rendahnya hasil pembelajaran • Situasi belajar yang menegangkan • Tidak ada media

1. Penjelasan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi 2. Proses pembelajaran dilakukan melalui metode demonstrasi, siswa dibagi menjadi 5 kelompok 3. Siswa dapat membuat denah dan peta lingkungan rumah maupun sekolah

• Guru mampu menerapkan pembelajaran dengan metode demonstrasi • Kualitas dan motivasi pembelajaran meningkat • Hasil pembelajarn meningkat suasana belajar lebih fun learning • Siswa dapat memahami pembelajaran secara mandiri.

Penerapan pembelajaran melalui metode demonstrasi

Diskusi Pemecahan Masalah Evaluasi Awal

Evaluasi Efek

Evaluasi Akhir

C. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar IPS dengan Menggunakan Metode Demonstrasi pada siswa kelas III SDN Cawang 07 Pagi Jakarta Timur. Penelitian tersebut terdiri dari dua siklus dan pada tiap siklus terdiri dari tiga pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS. Hal ini dapat dilihat dari Pra Siklus hasil rata-rata aktivitas siswa 45,67 peningkatan terjadi pada siklus I yaitu diperoleh rata-rata aktivitas siswa 61,66 dan hasil silkus II diperoleh rata-rata aktivitas 72. Hasil perkembangan minat belajar siswa dari Pra Siklus diperoreh rata-rata 23,33%, pada siklus I mengalami peningkatan diperoleh rata-rata minat siswa menjadi 50% dan pada siklus II diperoleh rata-rata minat belajar siswa sebesar 83,33%. Perkembangan presentase hasil belajar siswa pada pra siklus sebanyak 26,67%, dan hasil presentase siklus I sebanyak 50%, siklus II sebanyak 83,33% dari jumlah seluruh siswa sebanyak 30. Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. D. Hipotesis Tindakan Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan yang dihadapi dan diteliti, kebenarannya perlu dibuktikan. Berdasarkan kajian teori di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar IPS pada siswa kelas III SDN Cawang 07 Pagi Jakarta Timur.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian ini diselenggarakan di SDN Cawang 07 Pagi Jakarta Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2011. B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subyek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas III SDN Cawang 07 Pagi Jakarta Timur Tahun Pembelajaran 2011 / 2012, yang berjumlah 30 orang siswa. 2. Objek Penelitian Obyek penelitian ini adalah pembelajaran IPS melalui strategi pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi.

C. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). “ Penelitian tindakan menekankan kepada tindakan mengujicobakan suatu ide ke dalam praktek atau situasi nyata dalam skala mikro, yang diharapan kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan menigkatkan kualitas PBM ”.

D. Prosedur Penelitian Langkah-langkah operasional yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah : 1. 2. 3. 4. 5.

Tahap Perencanaan ( Planning ) Tahap Pelaksanaan Tindakan ( Action ) Tahap Observasi ( Observation ) Tahap Refleksi ( Reflection ) Akhir Tindakan

E. Teknik Pengumpulan Data Prinsip pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas tidak jauh berbeda pada jenis penelitian yang lain. Dengan kata lain, prinsip pengumpulan data pada penelitian formal dapat diterapkan pada penelitian tindakan kelas, baik data kualitatif (minat/suasana kelas) dan kuantitatif (nilai) dimanfaatkan untuk menggambarkan G. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Data yang diperoleh dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dianalisis dengan analisis deskriptif. Analisa deskriptif kualitatif akan dijadikan metode dalam menganalisa data yang sudah terkumpul. Analisis pada siklus pertama hasilnya akan dipakai untuk kegiatan pada siklus selanjutnya. Jenis data yang diperoleh dan dianalisis ialah data kualitatif yang berupa informasi berbentuk kalimat yang terdiri atas hasil observasi, wawancara, angket, dan catatancatatan di lapangan.

2. Penyajian Data Data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. H. Indikator Keberhasilan Keberhasilan ditandai dengan adanya perubahan kearah kebaikan, yaitu adanya peningkatan minat belajar siswa dalam pembelajaran. Siklus ini dihentikan apabila minat siswa pada pelajaran IPS mencapai 75%. Sedangkan hasil belajar siswa dinyatakan tuntas jika 75% dari seluruh siswa mencapai kriteria ketuntasan minimal 65.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dan setiap siklusnya terdiri dari 3 kali pertemuan. Hasil refleksi dari siklus I digunakan untuk memperbaiki pelaksanaan siklus II. Sebelum melaksanakan siklus I dilakukan perhitungan data awal yang diambil dokumen guru, yaitu nilai hasil ulangan siswa yang kemudian dijadikan sebagai nilai atau skor dasar siswa. Setiap akhir siklus diadakan kuis untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa terhadap materi yang telah diberikan. 1. Sebelum ada tindakan (Pra Siklus) Sebelum siklus I dilaksanakan, peneliti melakukan wawancara dengan guru, dari hasil wawancara bahwa mata pelajaran IPS kurang diminati siswa sehingga minat belajar menjadi kurang, materi yang cukup banyak serta waktu yang terbatas menjadi beban guru dalam menyampaikan materi. Wawancara dengan siswa juga dilakukan oleh peneliti, dari wawancara diketahui bahwa sebagian siswa kurang begitu suka terhadap mata pelajaran IPS karena materi yang terlalu banyak dan metode pembelajaran serta suasana kelas yang kurang menyenangkan menyebabkan siswa merasa bosan dan kurang berminat terhadap pembelajaran di kelas.

b. Hasil Belajar Berdasarkan nilai siswa sebelum dilakukannya pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dari jumlah seluruh siswa kelas III SDN Cawang 07 Jakarta Timur yaitu dengan jumlah 30 siswa, 22 siswa atau 74% belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan yang telah mencapai KKM adalah 8 siswa atau hanya 26% yang telah mencapai KKM. Nilai tertinggi sebelum dilakukan tindakan 70 dan nilai terendah 25. Nilai kriteria ketuntasan minimal untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah 65. 2. Hasil siklus I a. Perencanaan Hasil dari kegiatan perencanaan dalam siklus ini dihasilkan : 1) Strategi pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran menggunakan metode demonstrasi. 2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) setiap materi pembelajaran menggunakan metode demonstrasi. 3) Media pembelajaran yaitu gambar lingkungan alam dan buatan serta denah maupun peta, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan lembar kuis (alat evaluasi). 4) Lembar observasi siswa dan lembar observasi aktivitas guru. 5) Lembar angket minat belajar siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan c. Observasi Kegiatan observasi pada penelitian ini adalah mengamati minat dan hasil belajar siswa. 1) Minat Siswa Hasil angket respon terhadap minat siswa terhadap pembelajaran IPS pada siklus I yang diberikan kepada siswa diperoleh jumlah siswa yang berminat sesuai klasifikasi yang telah ditentukan adalah sebanyak 15 (50%) siswa dan 15 (50%) siswa yang minatnya masih kurang dari jumlah seluruh siswa yaitu 30. Maka pada siklus I kriteria minat siswa sedang. 2) Hasil Belajar Siswa Hasil perhitungan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPS pada siklus I dari hasil kuis I yang telah diberikan pada siswa diperoleh jumlah siswa yang tuntas belajar sebesar 50% dengan kriteria sedang, yang belum tuntas belajar sebesar 50%, nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 35, serta diperoleh rata-rata nilai siklus I sebesar 61,66.

d. Refleksi 1) Minat belajar Siswa Berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada siswa diperoleh persentase minat pada pra siklus sebesar 23,33% dan meningkat pada siklus I sebesar 50% siswa yang memiliki minat terhadap pembelajaran IPS dengan kriteria sedang. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada 50% siswa yang masih belum memiliki minat belajar tinggi. Hal tersebut dikarenakan siswa masih perlu penyesuaian dengan metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode demonstrasi. 2) Hasil Belajar Siswa Berdasarkan hasil penilaian terhadap kuis I yang telah diberikan pada siswa, diperoleh jumlah siswa yang tuntas belajar sebesar 50% atau 15 siswa, yang belum tuntas sebesar 50% atau 15 siswa, nilai tertinggi 80, nilai terendah 35, serta diperoleh rata-rata nilai kuis I sebesar 61,66. Dari jumlah siswa yang tuntas belajar maka kriteria ketuntasan hasil belajar siswa sedang. Meski sudah menunjukkan peningkatan persentase ketuntasan belajar dari 25% menjadi 50%, namun hasil tersebut masih dirasa belum memuaskan. Berdasarkan hasil dari refleksi pada siklus I, diperoleh kesimpulan bahwa minat belajar dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Walaupun sudah menunjukkan peningkatan tetapi masih perlu adanya peningkatan minat dan hasil belajar siswa agar memenuhi indikator yang telah ditentukan, untuk itu penelitian dilanjutkan ke siklus II.

3. Hasil siklus II a. Perencanaan Hasil dari kegiatan perencanaan dalam siklus ini adalah : 1) Strategi pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran menggunakan metode demonstrasi. 2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) setiap materi pembelajaran menggunakan metode demonstrasi. 3) Media pembelajaran yaitu gambar lingkungan alam dan buatan serta denah maupun peta, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan lembar kuis (alat evaluasi). 4) Lembar observasi siswa dan lembar observasi aktivitas guru. 5) Lembar angket minat belajar siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran IPS pada siklus II guru berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada pertemuan pertama, guru memberikan materi lingkungan alam dan buatan.

c. Observasi Kegiatan observasi pada penelitian ini adalah mengamati minat dan hasil belajar siswa. 1) Minat Siswa Hasil angket respon terhadap minat siswa terhadap pembelajaran IPS pada siklus II yang diberikan kepada siswa diperoleh jumlah siswa yang berminat sesuai klasifikasi minat yang telah ditentukan adalah 25 (83,33%) siswa dan 5 (16,67%) siswa yang minat belajarnya masih kurang dari jumlah seluruh siswa yaitu 30. Maka pada siklus II kriteria minat siswa adalah baik sekali atau tinggi. 2) Hasil Belajar Siswa Hasil perhitungan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPS pada siklus II dari hasil kuis II yang telah diberikan pada siswa diperoleh jumlah siswa yang tuntas belajar sebesar 83,33% dengan kriteria baik sekali atau tinggi, yang belum tuntas belajar sebesar 16,67%, nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 55, serta diperoleh ratarata nilai pada siklus II sebesar 72.

c. Refleksi 1) Minat Siswa Berdasarkan hasil angket minat yang diberikan kepada siswa diperoleh jumlah siswa yang berminat sesuai klasifikasi minat yang telah ditentukan adalah 25 (83,33%) siswa dan 5 (16,67% ) siswa yang minat belajarnya masih kurang dari jumlah seluruh siswa yaitu 30. Minat pada siklus II telah mengalami peningkatan yang lebih baik dari siklus I. ini dapat ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah presentase siswa yang memiliki minat belajar yaitu dari 50% (siklus I) dengan kriteria minat siswa sedang menjadi 83,33% (siklus II) dengan kriteria minat siswa adalah baik sekali atau tinggi. Hal tersebut dikarenakan siswa sudah terbiasa menyesuaikan diri dengan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi, disamping itu kinerja guru juga sudah lebih baik lagi. 2) Hasil Belajar Siswa Berdasarkan hasil perolehan siklus II diperoleh jumlah siswa yang tuntas belajar sebesar 83,33% dengan kriteria baik sekali atau tinggi, yang belum tuntas belajar sebesar 16,67%, nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 55, serta diperoleh rata-rata nilai pada siklus II sebesar 72. Hasil ini lebih baik dari siklus I yag ditunjukkan dengan meningkatnya presentase ketuntasan belajar siswa dari 50% menjadi 83,33%. Hal ini dikarenakan perhatian siswa terhadap penjelasan guru sudah lebih baik, keaktifan siswa selama pembelajaran sudah meningkat dari siklus I, serta kinerja guru sudah lebih baik dari siklus I.

3) Hasil Wawancara Berdasarkan dari wawancara dengan siswa yang dilakukan, bahwa sebagian besar siswa menyukai pembelajaran IPS menggunakan metode demonstrasi. Menurut para siswa bahwa belajar dengan bekerja sama dalam kelompok itu menyenangkan dan lebih mudah dalam mempelajarai dan memahami materi yang tentunya dibantu bimbingan guru. Dari rasa suka siswa terhadap pembelajaran IPS maka minat belajar pada mata pelajaran IPS juga meningkat. Berdasarkan hasil dari refleksi pada siklus II, diperoleh kesimpulan bahwa minat belajar dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Peningkatan minat dan hasil belajar dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Peningkatan minat belajar siswa mencapai 83,33% dan telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 75%. Dengan tercapainya indikator keberhasilan tersebut maka penelitian ini dihentikan pada siklus II.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil penelitian dari siklus I sampai dengan siklus II sebagai berikut : 1. Minat Belajar Siswa Data minat belajar siswa diperoleh dengan memberikan lembar angket kepada siswa. Berikut perkembangan minat belajar siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3 Hasil Minat Belajar Siswa

Keterangan Pra Siklus Siklus I Siklus II

Berminat

Kurang Berminat

Jumlah

Presentase

Jumlah

Presentase

7 15 25

23,33% 50% 83,33%

23 15 5

76,67% 50% 16,67%

Kriteria Minat Kurang Sedang Baik Sekali/Tinggi

Gambar 2 : Grafik Minat Belajar Siswa 90 80 70 60 50

Berminat Kurang Berminat

40 30 20 10 0 Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa minat belajar siswa meningkat dari silkus I ke siklus II. Hal ini dikarenakan siswa sudah mulai percaya diri terhadap kemampuanya dalam menyampaikan pendapat (berinisiatif), siswa sudah banyak yang memperhatikan penjelasan guru dan mengikuti pelajaran dengan baik, siswa sudah merespon pertanyaan baik dari guru maupun pertanyaan temannya, siswa sudah mau bertanya pada guru tentang materi yang dianggap kurang jelas, siswa juga mengerjakan sendiri tiap soal yang ada.

2. Hasil Belajar Siswa Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa, peneliti menggunakan kuis yang dibagikan kepada siswa disetiap akhir siklus. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4 Perkembangan Hasil Belajar Siswa Siklus

Persentase

Kriteria

Pra Siklus

26%

Kurang

Siklus I

50%

Sedang

Siklus II

83,33%

Baik Sekali

Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan/pra siklus sebanyak 26%, pada siklus I diperoleh 50%, sedangkan pada siklus II sebanyak 83,33%. Hal ini menunjukkan bahwa dari sebelum ada tindakan ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II hasil belajar siswa meningkat. Hal ini dikarenakan minat belajar siswa semakin lebih baik dari tiap siklusnya, serta guru juga sudah menguasai materi dengan menggunakan metode demonstrasi.

Hasil perolehan ketuntasan belajar siswa menggunakan metode demonstrasi dapat disajikan dalam gambar berikut ini. Gambar 3: Grafik Perkembangan Ketuntasan Belajar Siswa. 90 80 70 60 50

Tuntas Belum Tuntas

40 30 20 10 0 Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan minat belajar siswa, dengan meningkatnya minat belajar siswa maka meningkat pula hasil belajar siswa kelas III SDN Cawang 07 Jakarta Timur.

3. Hasil Wawancara Wawancara dengan guru dilakukan sebelum dilakukan penelitian dan wawancara dengan siswa dilakukan baik sebelum dan sesudah dilakukan penelitian. Dari hasil wawancara dengan guru dan siswa sebelum dilakukan penelitan dapat disimpulkan bahwa minat siswa terhadap mata pelajaran IPS masih sangat rendah atau kurang, hal tersebut disebabkan karena materi yang terlalu banyak sedangkan waktu terbatas, terciptanya suasana belajar yang menyenangkan masih kurang. Setelah dilakukan penelitian peneliti melakukan wawancara dengan siswa untuk mengetahui apakah minat siswa dapat meningkat siswa mengikuti pelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi. Dari wawancara dihasilkan bahwa siswa mulai menyukai pembelajaran IPS melalui pembelajaran menggunakan metode demonstrasi, dari hasil wawancara dengan siswa yang dilakukan peneliti maka dapat disimpulkan bahwa rasa suka terhadap pembelajaran IPS meningkat dan dengan adanya rasa suka tersebut maka minat siswa terhadap pembelajaran meningkat setelah dilakukannya pembelajaran menggunakan metode demonstrasi.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Minat belajar siswa selama pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi berdasarkan pada angket minat mengalami peningkatan dari pra siklus ke siklus I dan siklus I ke siklus II, hal tersebut ditunjukkan dengan kenaikan perolehan persentase minat pada pra siklus sebesar 33,33% dengan kriteria kurang, siklus I sebesar 50% dengan kriteria sedang dan pada siklus II sebesar 83,3% dengan kriteria baik sekali atau tinggi. 2. Minat belajar siswa juga akan berpengaruh pada hasil belajarnya, jika minat siswa meningkat maka hasil belajar juga akan meningkat. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari pra siklus ke sklus I dan siklus I ke siklus II, hal tersebut ditunjukkan dengan perolehan persentase pada pra siklus sebesar 25% dengan kriteria kurang, siklus I sebesar 50% dengan kriteria sedang, dan siklus II diperoleh 83,33% dengan kriteria baik sekali.

B. Saran Berdasarkan hasil penelitian maka dengan kerendahan hati peneliti memberikan saran sebagai berikut : 1. Agar minat belajar siswa meningkat maka pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dapat menjadi alternatif untuk digunakan oleh guru dalam pembelajarannya. 2. Agar pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat meningkat, sebaiknya guru mengembangkan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi.