Variabel Penelitian & Definisi Operasional.rtf - Jurusan Terapi ...

82 downloads 1930 Views 10MB Size Report
Menjelaskan Definisi Operasional dan Cara ... Mengembangkan Definisi Operasional Penelitian. ... Misalnya : tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan,.
Tujuan Belajar : Setelah mempelajari Materi ini, diharapkan Mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan Pengertian Variabel 2. Menjelaskan Jenis – jenis Variabel Penelitian 3. Mengidentifikasi Variabel – variable Penelitian 4. Menjelaskan Definisi Operasional dan Cara Pengukurannya 5. Mengembangkan Definisi Operasional Penelitian. Pengampu : 1

Hand Out Mata Kuliah “METODOLOGI RESEARCH” Jurusan U n t u kAkupunktur P r o d i DPoltekkes I I I K eSurakarta bidanan Poltekkes Surakarta O K M A D O KM M Dooodddiiieeettt A Adddiiitttyyyaaa SSS,,, SSSK Ollleeehhh ::: IIIggg... D

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

2013

Variabel Penelitian

pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2007) Secara Teoritis, para ahli telah mendefinisikan Variable sebagai berikut : H Ha attcch h& &F Fa arrh ha ad dyy ((1 19 98 81 1)) Variable didefinisikan sebagai Atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain. K 3)) 73 97 19 nggeerr ((1 Keerrlliin • Variable adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Misalnya : tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status social, jenis kelamin, golongan gaji, produktifitas kerja, dll. • Variable dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian, Variabel itu merupakan suatu yang bervariasi. K Kiid dd deerr ((1 19 98 81 1)) Variable adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya. B Bh hiissm ma aM Mu urrttii ((1 19 99 96 6)) Variable didefinisikan sebagai fenomena yang mempunyai variasi nilai. Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau kuantitatif. 2

Hand Out Mata Kuliah “METODOLOGI RESEARCH” U n t u kAkupunktur P r o d i DPoltekkes I I I K eSurakarta bidanan Poltekkes Surakarta Jurusan O K M A D O KM M Dooodddiiieeettt A Adddiiitttyyyaaa SSS,,, SSSK Ollleeehhh ::: IIIggg... D

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

2013

SSu ud diiggd doo SSa assttrrooa assm moorroo Variable merupakan karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu subyek ke subyek lainnya. D Drr.. A Ah hm ma ad dW Wa attiik kP Prra attiik kn nyya a ((2 20 00 07 7)) Variable adalah Konsep yang mempunyai variabilitas. Sedangkan Konsep adalah penggambaran atau abstraksi dari suatu fenomena tertentu. Konsep yang berupa apapun, asal mempunyai ciri yang bervariasi, maka dapat disebut sebagai variable. Dengan demikian, variable dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang bervariasi. D 2)) 02 00 20 djjoo ((2 mood attm Noottooa djjoo N kiid Drr.. SSooeek •

Variable mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota – anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain, atau



Variable adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu.



Misalnya : umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit, dsb.

P 01 1)) 00 20 A ((2 MA Ha ad dii,, M noo H uttrriissn Drrss.. SSu Prrooff.. D •

Variabel adalah Gejala – gejala yang menunjukkan Variasi, baik dalam Jenisnya maupun dalam Tingkatannya.



Suatu Gejala yang Hanya dapat dibagi menurut JENISnya disebut GEJALA DISKRIT / GEJALA KATEGORIK / GEJALA NOMINAL.



Sedangkan

Suatu

Gejala

yang

dapat

dikelompokkan

menurut

TINGKATAN BESAR – KECILNYA disebut dengan GEJALA KONTINUM.

3

Hand Out Mata Kuliah “METODOLOGI RESEARCH” U n t u kAkupunktur P r o d i DPoltekkes I I I K eSurakarta bidanan Poltekkes Surakarta Jurusan O K M A D O KM M Dooodddiiieeettt A Adddiiitttyyyaaa SSS,,, SSSK Ollleeehhh ::: IIIggg... D

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

2013

Berdasarkan pengertian – pengertian di atas, maka dapat dirumuskan definisi

Variabel Penelitian adalah :

Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

Kegunaan Variabel Penelitian : •

Untuk mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data



Untuk mempersiapkan metode analisis/pengolahan data



Untuk pengujian hipotesis

Variabel Penelitian Yang Baik : •

Relevan dengan tujuan penelitian,



Dapat diamati dan dapat diukur.

SSIIFFA L :: EL BE AB RIIA AR VA TV AT 1 S ATTIIS STTA BEELL S AB RIIA AR 1)) VVA Adalah Variabel yang tidak dapat diubah keberadaannya. Contoh : Jenis kelamin, tinggi badan, umur dsb. 2 S MIIS NA AM DIIN BEELL D RIIA AB AR 2)) VVA Adalah Variabel yang dapat diubah keberadaannya yang berupa Peningkatan, Penurunan atau Pengubahan. Contoh : Tingka Pengetahuan, Perilaku, Kedisiplinan, Keterampilan, dsb. alam suatu penelitian, variebel perlu D Diiiiddeennttiiffiikkaassii,, D Diikkllaassiiffiikkaassii ddaann D Diiddeeffiinniissiikkaann SSeeccaarraa OOppeerraassiioonnaall dengan jelas dan tegas agar tidak menimbulkan kesalahan dalam pengumpulan dan pengolahan data serta dalam pengujian hipotesis.

4

Hand Out Mata Kuliah “METODOLOGI RESEARCH” Jurusan U n t u kAkupunktur P r o d i DPoltekkes I I I K eSurakarta bidanan Poltekkes Surakarta O K M A D O KM M Dooodddiiieeettt A Adddiiitttyyyaaa SSS,,, SSSK Ollleeehhh ::: IIIggg... D

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

2013

alam terminologi Metodologik, dikenal beberapa macam variabel penelitian. Berdasarkan HUBUNGAN ANTARA SATU VARIABLE DENGAN VARIABLE YANG LAIN, maka macam – macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi :

1. Variabel Independen

Variable ini sering disebut sebagai Variabel Stimulus, Predictor, Antecedent,

Variabel

Pengaruh,

Variabel

Perlakuan,

Kausa,

Treatment, Risiko, atau Variable Bebas. Dalam

SEM

(Structural

Equation

Modeling)

atau

Pemodelan

Persamaan Struktural, Variabel Independen disebut juga sebagai Variabel Eksogen. Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel Dependen (terikat). Dinamakan

sebagai

Variabel

Bebas

karena

bebas

dalam

mempengaruhi variabel lain. Contoh : “Pengaruh Therapi Musik terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan…”

V Vaarriiaabbeell IInnddeeppeennddeenn//BBeebbaass

2. Variabel Dependen

Sering disebut sebagai Variabel Out Put, Kriteria, Konsekuen, Variabel Efek, Variabel Terpengaruh, Variabel Terikat atau Variabel Tergantung.

5

Hand Out Mata Kuliah “METODOLOGI RESEARCH” U n t u kAkupunktur P r o d i DPoltekkes I I I K eSurakarta bidanan Poltekkes Surakarta Jurusan O K M A D O KM M Dooodddiiieeettt A Adddiiitttyyyaaa SSS,,, SSSK Ollleeehhh ::: IIIggg... D

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

2013

Dalam SEM (Structural Equation Modeling) atau Pemodelan Persamaan Struktural, Variabel Independen disebut juga sebagai Variabel Indogen. Variabel Terikat merupakan Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Disebut Variabel Terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebas/variabel independent. Contoh : “Pengaruh Therapi Musik terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan” V Vaarriiaabbeell D Deeppeennddeenn//TTeerriikkaatt

3. Variabel Moderator Variabel

Moderator

adalah

variabel

yang

mempengaruhi

(Memperkuat dan Memperlemah) hubungan antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat. Variabel Moderator disebut juga Variabel Independen Kedua. Contoh hubungan Variabel Independen – Moderator – Dependen : Hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin kuat bila peranan dosen dalam menciptakan iklim/lingkungan belajar sangat baik, dan hubungan semakin rendah bila peranan dosen kurang baik dalam menciptakan iklim belajar.

Motivasi Belajar

Prestasi Belajar

(Variabel Bebas)

(Variabel Terikat)

Iklim Belajar (Variabel Moderator)

6

Hand Out Mata Kuliah “METODOLOGI RESEARCH” Jurusan U n t u kAkupunktur P r o d i DPoltekkes I I I K eSurakarta bidanan Poltekkes Surakarta O K M A D O KM M Dooodddiiieeettt A Adddiiitttyyyaaa SSS,,, SSSK Ollleeehhh ::: IIIggg... D

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

2013

4. Variabel Intervening

“an intervening variable is that factor that theoretically affect the observed phenomenon but cannot be seen, measure, or manipulate”. Dalam hal ini Tuckman (1988) menyatakan

Variabel

Intervening

adalah

Variabel

yang

secara

teoritis

mempengaruhi hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat, tetapi Tidak Dapat Diamati dan Diukur. Variabel ini merupakan variabel Penyela/Antara yang terletak diantara Variabel Bebas dan Variabel Terikat, sehingga Variabel Bebas tidak secara langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya Variabel Terikat. Contoh : Tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap umur harapan hidup. Di sini ada varaibel antaranya yaitu yang berupa Gaya Hidup seseorang. Antara variabel penghasilan dan gaya hidup terdapat variabel moderator yaitu Budaya Lingkungan Tempat Tinggal. Penghasilan

(Variabel Bebas)

Gaya Hidup (Variabel Intervening)

Umur Harapan Hidup (Variabel Terikat)

Budaya Lingkungan

(Variabel Moderator)

5. Variabel Kontrol

Variabel Kontrol adalah Variabel yang dikendalikan atau dibuat

konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh factor luar yang tidak diteliti. 7

Hand Out Mata Kuliah “METODOLOGI RESEARCH” Jurusan U n t u kAkupunktur P r o d i DPoltekkes I I I K eSurakarta bidanan Poltekkes Surakarta O K M A D O KM M Dooodddiiieeettt A Adddiiitttyyyaaa SSS,,, SSSK Ollleeehhh ::: IIIggg... D

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

2013

Variabel Kontrol sering dipakai oleh peneliti dalam penelitian yang bersifat membandingkan, melalui penelitian eksperimental. Contoh : Pengaruh

Metode

Pembelajaran

terhadap

Penguasaan

Keterampilan Pertolongan Persalinan Kala II. Variabel Bebasnya adalah Metode Pembelajaran, misalnya Metode Ceramah & Metode Demonstrasi. Sedangkan Variabel Kontrol yang ditetapkan adalah sama, misalnya Standard Keterampilan sama, dari kelompok mahasiswa dengan latar belakang sama (tingkat/semesternya sama), dari institusi yang sama. Dengan pengaruh

adanya

Variabel

Metode

Kontrol

tersebut,

Pembelajaran

maka

terhadap

besarnya

Penguasaan

Keterampilan Pertolongan Persalinan Kala II dapat diketahui lebih pasti. Metode Ceramah & Metode

Penguasaan Keterampilan Pertolongan Pers. Kala II (Variabel Terikat)

Demonstrasi

(Variabel Bebas)

Tk/Semester, Institusi sama (Variabel Kontrol)

Pada kenyataannya, Gejala – gejala social itu sering meliputi berbagai macam variabel yang saling terkait secara simultan baik Variabel Bebas, Terikat, Moderator ataupun Intervening sehingga Penelitian yang Baik akan mengamati semua Variabel tersebut.

Namun..,

karena adanya keterbatasan dalam berbagai hal, maka peneliti sering hanya memfokuskan pada beberapa Variabel saja yaitu Variabel Bebas dan Variabel Terikat.

Akan tetapi…. Dalam Penelitian Kualitatif, hubungan antara semua Variabel tersebut akan diamati, hal ini karena Penelitian Kualitatif berasumsi bahwa gejala itu tidak dapat diklasifikasikan, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan (Holistic). 8

Hand Out Mata Kuliah “METODOLOGI RESEARCH” Jurusan U n t u kAkupunktur P r o d i DPoltekkes I I I K eSurakarta bidanan Poltekkes Surakarta O K M A D O KM M Dooodddiiieeettt A Adddiiitttyyyaaa SSS,,, SSSK Ollleeehhh ::: IIIggg... D

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

2013

P

engukuran Variabel Penelitian dapat dikelompokkan menjadi 4 Skala

Pengukuran, yaitu :

1. Skala Nominal

Skala Nominal Adalah Suatu himpunan yang terdiri dari anggota – anggota yang mempunyai kesamaan tiap anggotanya, dan memiliki perbedaan dari anggota himpunan yang lain.

Skala Nominal, Variasinya tidak menunjukkan Perurutan atau Kesinambungan, tiap variasi berdiri sendiri secara terpisah. Dalam Skala Nominal tidak dapat dipastikan apakah kategori satu mempunyai derajat yang lebih tinggi atau lebih rendah dari kategori yang lain ataukah kategori itu lebih baik atau lebih buruk dari kategori yang lain. Skala Nimonal merupakan Skala Kualitatif yang paling rendah tingkat pengukurannya dibandingkan skala – skala yang lain, karena Skala ini Hanya Mampu MENGKLASIFIKASIKAN suatu Variabel. Dengan Skala ini hanya dapat dikatakan SAMA atau TIDAK SAMA, sehingga Tanda Matematis yang dapat diterapkan pada Skala ini hanyalah “ = “ dan “ ≠ “. Misalnya : v Jenis Kelamin : dibedakan antara laki – laki dan perempuan v Pekerjaan : dapat dibedakan petani, pegawai, pedagang v Golongan Darah : dibedakan atas Gol. 0, A, B, AB 9

Hand Out Mata Kuliah “METODOLOGI RESEARCH” Jurusan U n t u kAkupunktur P r o d i DPoltekkes I I I K eSurakarta bidanan Poltekkes Surakarta O K M A D O KM M Dooodddiiieeettt A Adddiiitttyyyaaa SSS,,, SSSK Ollleeehhh ::: IIIggg... D

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

2013

v Ras : dapat dibedakan atas Mongoloid, Kaukasoid, Negroid. v Suku Bangsa : dpt dibedakan dalam suku Jawa, Sunda, Batak dsb.

2.Skala Ordinal

Skala Ordinal Adalah skala variabel yang menunjukkan tingkatan – tingkatan.

Skala Ordinal Adalah Himpunan yang beranggotakan menurut rangking, urutan, pangkat atau jabatan.

Skala Ordinal adalah Kategori yang dapat diurutkan atau diberi peringkat.

Skala Ordinal adalah Skala Data Kontinum yang batas satu variasi nilai ke variasi nilai yang lain tidak jelas, sehingga yang dapat dibandingkan hanyalah nilai tersebut lebih tinggi, sama atau lebih rendah daripada nilai yang lain. Skala Ordinal juga merupakan Skala Kualitatif

seperti Skala

Nominal, tetapi tingkatannya lebih tinggi, karena dengan Skala ini selain dapat dibedakan objek yang satu dengan yang lainnya, juga dapat Menentukan mana yang LEBIH BESAR atau LEBIH KECIL, bahkan dapat diurutkan dari yang Paling Rendah ke yang Paling Tinggi. Kalau

dalam

Skala

Nominal

semua

Objek

dianggap

sama

tingkatannya, maka dalam Skala Ordinal ada JENJANG TINGKATAN yang tidak sama, dan Tanda Matematis yang dapat dipakai pada Skala Ordinal adalah “ = “

;

“≠“

;

“ < “ dan “ > “

Contoh :

10



Tingkat Pendidikan : dikategorikan SD, SMP, SMA, PT



Pendapatan : Tinggi, Sedang, Rendah Hand Out Mata Kuliah “METODOLOGI RESEARCH” Jurusan U n t u kAkupunktur P r o d i DPoltekkes I I I K eSurakarta bidanan Poltekkes Surakarta O K M A D O KM M Dooodddiiieeettt A Adddiiitttyyyaaa SSS,,, SSSK Ollleeehhh ::: IIIggg... D

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

2013



Tingkat Keganasan Kanker : dikategorikan dalam Stadium I, II, dan III. Hal ini dapat dikatakan bahwa : Stadium II lebih berat daripada Stadium I dan Stadium III lebih berat daripada Stadium II.



Kepangkatan dalam ABRI : Kopral, Sersan, Letnan, Kapten Tetapi kita tidak bisa menentukan secara pasti besarnya perbedaan keparahan itu.



Sikap (yang diukur dengan Skala Linkert) : Setuju, Ragu – ragu, Tidak Setuju. Dsb.

3.Skala Interval Skala Interval sudah termasuk dalam Skala Kuantitatif dan dengan Skala ini, disamping dapat Membedakan Satu Objek dengan yang lain, Menentukan mana yang Lebih Besar dan Lebih Kecil, juga dapat menentukan Jarak (Interval) antara satu objek dengan objek yang lain.

Skala Interval Adalah Skala Data Kontinum yang batas variasi nilai satu dengan yang lain jelas, sehingga jarak atau intervalnya dapat dibandingkan. Dikatakan Skala Interval bila jarak atau perbedaan antara nilai pengamatan satu dengan nilai pengamatan lainnya dapat diketahui secara pasti. Nilai variasi pada Skala Interval juga dapat dibandingkan seperti halnya pada skala ordinal (Lebih Besar, Sama, Lebih Kecil..dsb); tetapi Nilai Mutlaknya TIDAK DAPAT DIBANDINGKAN secara Matematis, oleh karena itu batas – batas Variasi Nilai pada Skala Interval bersifat A AR RB BIITTR REER R (ANGKA NOL-nya TIDAK Absolut).

11

Hand Out Mata Kuliah “METODOLOGI RESEARCH” Jurusan U n t u kAkupunktur P r o d i DPoltekkes I I I K eSurakarta bidanan Poltekkes Surakarta O K M A D O KM M Dooodddiiieeettt A Adddiiitttyyyaaa SSS,,, SSSK Ollleeehhh ::: IIIggg... D

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

2013

Contoh : Ø Temperature / Suhu Tubuh : sebagai skala interval, suhu 360Celcius jelas lebih panas daripada suhu 240Celcius. Tetapi tidak bisa dikatakan bahwa suhu 360Celcius 1½ kali lebih

panas

daripada

suhu

240Celcius.

Alasannya

:

Penentuan skala 00Celcius Tidak Absolut (=00Celcius tidak berarti Tidak Ada Suhu/Temperatur sama sekali). Ø Tingkat Kecerdasan, Ø Jarak, dsb.

4.

Skala Rasio = Skala Perbandingan.

Skala Rasio Adalah Skala yang disamping batas intervalnya jelas, juga variasi nilainya mempunyai batas yang tegas dan mutlak atau mempunyai nilai NOL ABSOLUT. Skala

Rasio

merupakan

Skala

Kuantutatif

yang

tertinggi

derajatnya, semua sifat yang ada pada Skala Interval ada dalam Skala Rasio yang membedakannya adalah adanya Nilai 0 Absolut atau Nilai 0 Sejati dalam Skala Rasio, dimana “ 0 (NOL) “ berarti “TIDAK ADA”. Misalnya : •

Tinggi Badan : sebagai Skala Ratio, tinggi badan 180 Cm dapat dikatakan mempunyai selisih 60 Cm terhadap tinggi badan 120 Cm, hal ini JUGA dapat dikatakan Bahwa : tinggi badan 180 adalah 1½ kali dari tinggi badan 120 Cm.



Denyut Nadi : Nilai 0 dalam denyut nadi dapat dikatakan Tidak Ada Sama Sekali denyut nadinya.

12



Berat Badan



Dosis Obat, dsb.

Hand Out Mata Kuliah “METODOLOGI RESEARCH” Jurusan U n t u kAkupunktur P r o d i DPoltekkes I I I K eSurakarta bidanan Poltekkes Surakarta O K M A D O KM M Dooodddiiieeettt A Adddiiitttyyyaaa SSS,,, SSSK Ollleeehhh ::: IIIggg... D

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

2013

D Nominal

ari uraian di atas jelas bahwa Skala Ratio, Interval, Ordinal dan berturut – turut memiliki nilai kuantitatif dari yang Paling

Rinci ke yang Kurang Rinci. Skala Ratio mempunyai sifat – sifat yang dimiliki Skala Interval, Ordinal dan Nominal. Skala Interval memiliki ciri – ciri yang dimiliki Skala Ordinal dan Nominal, sedangkan Skala Ordinal memiliki sifat yang dimiliki Skala Nominal. Adanya perbedaan tingkat pengukuran memungkinkan terjadinya Transformasi Skala Ratio dan Interval menjadi Ordinal atau Nominal. Transformasi ini dikenal sebagai Data Reduction atau Data Collapsing. Hal ini dimaksudkan agar dapat menerapkan metode statistic tertentu, terutama yang menghendaki skala data dalam bentuk Ordinal atau Nominal. Sebaliknya, Skala Ordinal dan Nominal tidak dapat diubah menjadi Interval atau Ratio. Skala Nominal yang diberi label 0, 1 atau 2 dikenal sebagai Dummy Variable (Variabel Rekayasa). Misalnya : Pemberian label 1 untuk laki – laki dan 2 untuk perempuan tidak mempunyai arti kuantitatif (tidak mempunyai nilai / hanya kode). Dengan demikian, perempuan tidak dapat dikatakan 1 lebih banyak dari laki – laki. Pemberian label tersebut dimaksudkan untuk mengubah kategori huruf (Alfabet) menjadi kategori Angka (Numerik), sehingga memudahkan analisis data. (Cara ini dijumpai dalam Uji Q Cochran pada Pengujian Hipotesis). Skala Pengukuran

NOMINAL ORDINAL

Karakteristik Klasifikasi

Tanda = dan ≠

Contoh Jenis Kelamin

Uji Statistik Nonparametrik

Klasifikasi & = dan ≠ Status Gizi Nonparametrik Penjenjangan < dan > Klasifikasi, = dan ≠ Suhu Parametrik INTERVAL Penjenjangan & < dan > IQ dsb Jarak yg Sama antar Jenjang Kalsifikasi, = dan ≠ Jumlah Barang, Parametrik RASIO Penjenjangan, < dan > Frekuensi Jarak yg Sama Penyakit, dsb. & “0” Absolut. “Tabel Karakteristik Variabel menurut Skala Pengukurannya” (Sandjaja, 2006)

13

Hand Out Mata Kuliah “METODOLOGI RESEARCH” U n t u kAkupunktur P r o d i DPoltekkes I I I K eSurakarta bidanan Poltekkes Surakarta Jurusan O K M A D O KM M Dooodddiiieeettt A Adddiiitttyyyaaa SSS,,, SSSK Ollleeehhh ::: IIIggg... D

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

2013

Dikenal 3 macam Korelasi antar Variabel, yaitu :

11.. K Koorreellaassii S Siim meettrriiss Korelasi

Simetris

terjadi

bila

antar

dua

variable

terdapat

hubungan, tetapi tidak ada mekanisme pengaruh – mempengaruhi ; masing – masing bersifat mandiri. Dalam sudut pandang Ilmiah, konsep hubungan ini seperti tidak rasional, tetapi dalam perilaku manusia keseharian yang unik, hubungan itu nyata adanya. Korelasi Simetris terjadi karena : v Kebetulan. Misalnya : Kenaikan gaji dosen dengan turunnya hujan deras. v Sama – sama merupakan akibat dari factor yang sama (Sebagai akibat dari Variabel Bebas) Contoh : Hubungan antara berat badan dan tinggi badan. Keduanya merupakan variable terikat dari variable bebas yaitu “Pertumbuhan”. v Sama – sama sebagai Indikator dari suatu konsep yang sama. Misalnya : Hubungan antara kekuatan kontraksi otot dengan ketahanan kontraksi otot ; Keduanya merupakan indicator “Kemampuan” Kontraksi Otot.

14

Hand Out Mata Kuliah “METODOLOGI RESEARCH” U n t u kAkupunktur P r o d i DPoltekkes I I I K eSurakarta bidanan Poltekkes Surakarta Jurusan O K M A D O KM M Dooodddiiieeettt A Adddiiitttyyyaaa SSS,,, SSSK Ollleeehhh ::: IIIggg... D

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

2013

2013

22.. K Koorreellaassii A Assiim meettrriiss Korelasi Asimatris ialah Korelasi antara dua variable dimana variable yang satu bersifat mempengaruhi variable yang lain, tetapi TIDAK SEBALIKNYA ( Variable Bebas dan Variable Terikat ). Hubungan antar Variabel ini HANYA bersifat SATU ARAH. Contoh : v Tingginya kadar lipoprotein dalam darah akan mengakibatkan arterosklerosis. v Hubungan antara motif berprestasi dengan prestasi belajar mahasiswa kebidanan. v Hubungan antara sterilisasi peralatan operasi dan tingkat infeksi pada luka bekas operasi,

33.. K Baalliikk.. mbbaall –– B Tiim Koorreellaassii T Korelasi Timbal Balik adalah Korelasi antar dua variable yang antar keduanya saling pengaruh – mempengaruhi. Hubungan natar variabel ini bersifat DUA ARAH. Contoh : v Korelasi antara Malnutrisi dan Malabsorbsi. Malabsorbsi akan mengakibatkan Malnutrisi, sedangkan Malnutrisi mengakibatkan atrofi selaput lendir usus yang akhirnya menyebabkan malabsorbsi. v Korelasi antara Pengetahuan dengan Rasa Ingin Tahu v Korelasi antara Penghasilan dengan Perluasan Usaha

Korelasi antar Variabel ini akan Lebih Jelas maknanya pada saat Pembahasan tentang Hipotesis. 15

Hand Out Mata Kuliah “METODOLOGI RESEARCH” U n t u kAkupunktur P r o d i DPoltekkes I I I K eSurakarta bidanan Poltekkes Surakarta Jurusan O K M A D O KM M Dooodddiiieeettt A Adddiiitttyyyaaa SSS,,, SSSK Ollleeehhh ::: IIIggg... D

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

2013

ariabel – variabel Penelitian sebenarnya merupakan Kumpulan Konsep tentang fenomena yang diteliti. Pada umumnya, karena rumusan Variabel itu masih bersifat Konseptual, maka Maknya masih sangat

Abstrak

meskipun

mungkin

secara

intuitif

sudah

dapat

dimengerti maksudnya. Variabel yang masih berupa konsep Teoritis ini belum dapat diukur dalam suatu penelitian yang akan dilakukan. Untuk itu kita memerlukan suatu Definisi yang memiliki arti tunggal dan diterima secara objektif konkrit.

dan memunculkan indikator variabel tersebut secara

Proses

pengubahan

Definisi

Konseptual

menjadi

Definisi

Operasional itu disebut Operasionalisasi Variabel Penelitian. Mendefinisikan variable secara operasional adalah Menggambarkan / mendeskripsikan variable penelitian sedemikian rupa, sehingga variable tersebut bersifat : Ø Spesifik ( Tidak Beinterpretasi Ganda ) Ø Terukur ( Observable atau Measurable ) Contoh variable yang berinterpretasi ganda : Status Gizi. Variable ini dapat diukur dan dideskripsikan dengan bermacam kombinasi pengertian atau pengukuran, seperti : Ø Berat Badan (BB) dengan Tinggi Badan (TB) Ø BB – TB dengan Usia Ø Kadar Protein serum Ø Lingkar Lengan Atas dan Lingkar Kepala, dsb. 16

Hand Out Mata Kuliah “METODOLOGI RESEARCH” Jurusan U n t u kAkupunktur P r o d i DPoltekkes I I I K eSurakarta bidanan Poltekkes Surakarta O K M A D O KM M Dooodddiiieeettt A Adddiiitttyyyaaa SSS,,, SSSK Ollleeehhh ::: IIIggg... D

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

2013

D Deeffiinniissii O Oppeerraassiioonnaall

adalah

mendefinisikan

variable

secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati yang memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. (Alimul Hidayat, 2007)

D Deeffiinniissii O Oppeerraassiioonnaall

ditentukan berdasarkan Parameter yang

dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara pengukuran adalah Cara dimana variable dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya. Sehingga dalam Definisi Operasional mencakup penjelasan tentang : •

Nama variable



Definisi

variable

berdasarkan

konsep/maksud

penelitian. •

Hasil Ukur / Kategori



Skala Pengukuran.

Contoh : Suatu penelitian dengan judul “Faktor – factor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi pada ibu hamil…” Berdasarkan judul tersebut, maka Variabel bebasnya (misalnya) adalah Obesitas, Diet Tinggi Garam, Genetik dan Umur. Sedangkan Variabel terikatnya adalah Hipertensi. Maka Definisi Operasionalnya dapat dibuat sebagai berikut : NO

VARIABEL

DEFINISI OPERASIONAL

1

Obesitas

Kelebihan massa tubuh responden yang didapat berdasarkan perhitungan rasio berat badan dan tinggi badan pada kurun waktu tiga bulan terakhir.

2

Diet Tinggi Garam

Kebiasaan responden dalam mengkonsumsi makanan yang rasanya asin.

17

HASIL UKUR / KATEGORI 1 : IMT > 27 kg/m2 2 : IMT ≤ 27 kg/m2

Intensitas : 1 : Sering 2. Tidak Pernah

Hand Out Mata Kuliah “METODOLOGI RESEARCH” Jurusan U n t u kAkupunktur P r o d i DPoltekkes I I I K eSurakarta bidanan Poltekkes Surakarta O K M A D O KM M Dooodddiiieeettt A Adddiiitttyyyaaa SSS,,, SSSK Ollleeehhh ::: IIIggg... D

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

SKALA Nominal

Nominal

2013

NO

VARIABEL

DEFINISI OPERASIONAL

HASIL UKUR / KATEGORI 1: Ada Keluarga yg Hipertensi 2: Tidak ada keluarga yg hipertensi

SKALA

3

Genetik

Factor keturunan yang dimaksud adalah adanya riwayat hipertensi dalam keluarga yaitu orang tua atau saudara kandung.

4

Umur

Usia responden yang terhitung sejak lahir hingga ulang tahun terakhir.

1: Muda (16 – 25 tahun) 2: Dewasa (26 – 35 tahun) 3: Tua (36 – 46 tahun)

Ordinal

5

Hipertensi

Suatu keadaan dimana tekanan darah responden (ibu hamil) melebihi batas normal yaitu sistolik ≥ 150 mmHg dan Diastolik > 90 mmHg.

Borderline : • TS : 140 – 159 mmHg. • TD : 90 – 99 mmHg.

Ordinal

Nominal

Ringan : • TS : 160 – 179 mmHg. • TD : 100 – 109 mmHg. Sedang : • TS : 180 – 209 mmHg. • TD : 110 – 119 mmHg. Berat : • TS : > 210 mmHg. • TD : > 120 mmHg.

Suatu konsep mengenai Variabel yang sama dapat saja memeiliki Definisi Operasional yang lebih dari Satu dan Berbeda – beda antara penelitian yang satu dengan penelitian yang lainnya. Oleh karena itu, suatu Definisi Operasional harus mempunyai Keunikan. 18

Hand Out Mata Kuliah “METODOLOGI RESEARCH” Jurusan U n t u kAkupunktur P r o d i DPoltekkes I I I K eSurakarta bidanan Poltekkes Surakarta O K M A D O KM M Dooodddiiieeettt A Adddiiitttyyyaaa SSS,,, SSSK Ollleeehhh ::: IIIggg... D

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

2013

Berikut ini adalah beberapa cara untuk merumuskan Definisi Operasional menurut Tuckman (1978) yang terdiri atas 3 cara, yaitu : 1) Definisi Operasional dapat dirumuskan berdasarkan “Proses apa yang harus dilakukan agar variabel yang didefinisikan itu terjadi”. Karena

terbentuknya

Definisi

Operasional

ini

tergantung

pada

Manipulasi terhadap Proses yang menyebabkan Timbulnya Variabel yang

bersangkutan,

maka

cara

ini

cocok

untuk

Mengoperasionalisasikan Variabel BEBAS. Contoh : v Variabel Kecemasan : dapat diOperasionalisasikan sebagai : Suatu

keadaan

akibat

subjek

dihadapkan

pada

nacaman

kselamatan ; atau Subjek yang dihadapkan pada Ujian Semester ; atau Subjek yang dihadapkan pada Pre-Menstrual Syndrome, dsb. 2) Definisi Opersional dibuat berdasarkan “Bagaimana cara kerja variabel yang bersangkutan, yaitu apa yang menjadi sifat dinamiknya”. Karena cara Operasionalisasi Variabel ini didasarkan pada Sifat Dinamis

yang

ada

pada

Subjek,

maka

cara

ini

cocok

untuk

Operasionalisasi Variabel Tergantung. Contoh : v Konsep tentang Orang yg Cerdas : dioperasionalisasikan sebagai “Orang yg berhasil menjawab lebih dari 75% soal pada tes potensi akademik”. v Konsep

tentang

variabel

Mahasiswa

yg

Rajin

:

diopersionalisasikan sebagai “Mahasiswa yang datang kuliah dengan frekuensi bolos tidak lebih dari 3 kali dalam satu semester”.

19

Hand Out Mata Kuliah “METODOLOGI RESEARCH” Jurusan U n t u kAkupunktur P r o d i DPoltekkes I I I K eSurakarta bidanan Poltekkes Surakarta O K M A D O KM M Dooodddiiieeettt A Adddiiitttyyyaaa SSS,,, SSSK Ollleeehhh ::: IIIggg... D

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

2013

3) Definisi Operasional dibuat berdasarkan “Kriteria pengukuran yang diterapkan pada variabel yang didefinisikan”. Dalam hal ini, Angka atau Nilai atau Skor pada Alat Ukur dianggap Representasi dari konsep mengenai variabel yang diukur. Contoh : v Variabel Kecerdasan (yang secara Konseptual memiliki banyak sekali definisi ) : dapat diopersionalisasikan sebagai IQ pada Skala WAIS. v Variabel Kecemasan (yang secara Konseptual memiliki banyak sekali definisi ) : dapat diopersionalisasikan sebagai Tingkat Kecemasan pada HRSA (Hamilton Rating Scale of Anxiety) v dsb

Jadi Jelas bahwa : v Setiap Variabel yang telah ditetapkan harus diberi Definisi Operasionalnya, hal ini dilakukan agar dapat memberikan Persepsi yang Sama pada semua orang tentang apa yang dimaksud dengan variabel – variabel yang ada dalam suatu penelitian. v Definisi Opersional Variabel menentukan Alat Pengukur yang akan dipakai. v Dalam membuat Definisi Opersional harus dicantumkan Skala yang dipergunakan serta Kriteria Obyektif apa yang diterapkan.

20

Hand Out Mata Kuliah “METODOLOGI RESEARCH” Jurusan U n t u kAkupunktur P r o d i DPoltekkes I I I K eSurakarta bidanan Poltekkes Surakarta O K M A D O KM M Dooodddiiieeettt A Adddiiitttyyyaaa SSS,,, SSSK Ollleeehhh ::: IIIggg... D

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

2013

SSU UM MBBEER RK KEEPPU USSTTA AK KA AA AN N :: 1. Dr. Ahmad Watik Pratiknya (2007). Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Jakarta, Raja Grafindo Persada. 2. A. Aziz Alimul Hidayat (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknis Analisis Data, Jakarta, Salemba Medika. 3. Prof. Dr. Suharsimi Arikunto (2002). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta. 4. dr. Bhisma Murti, MPH (1996). Penerapan Metode Statistik Non Parametrik dalam Ilmu – ilmu Kesehatan, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama. 5. Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta. 6. Prof. Dr. Sugiyono (2007). Statistik untuk Penelitian, Jakarta, Alfabeta. 7. Prof. Drs. Sutrisno Hadi, MA (2001). Metodologi Research, Yogyakarta, Andi Offset. 8. Prof. Dr. Sudarwan Danim & Darwis, S.Kp (2003). Metode Penelitian Kebidanan : Prosedur, Kebijakan dan Etik, Jakarta, EGC. 9. Dr. B. Sandjaja, MSPH & Albertus Heriyanto, M.Hum (2006). Panduan Penelitian, Jakarta, PT. Prestasi Pustaka Raya. 10. Dr. Saifuddin Azwar, MA (2009). Metode Penelitian, Yogyakarta, Pustaka Pelajar. 11. Saryono, S.Kp, M.Kes (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan : Penuntun Praktis Bagi Pemula, Jogjakarta, Mitra Cendikia Press. 12. Available from http://www.litagama.org/Metode/variabel.htm Secara Teori, Pengertian, Macam dan Jenis Variabel Sangat beraneka ragam berdasarkan berbagai Kriteria. Dalam bahasan ini hanya didasarkan pada Karakteristik Hubungan antar Variabel yang membedakan Variabel dalam 2 macam, yaitu Variabel Independen dan Variabel Dependen. (Disesuaikan dg Kebutuhan Penyusunan KTI Mahasiswa Kebidanan)

21

Hand Out Mata Kuliah “METODOLOGI RESEARCH” Jurusan U n t u kAkupunktur P r o d i DPoltekkes I I I K eSurakarta bidanan Poltekkes Surakarta O K M A D O KM M Dooodddiiieeettt A Adddiiitttyyyaaa SSS,,, SSSK Ollleeehhh ::: IIIggg... D

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

2013